ARANG BATOK KELAPA MEMILIKI POTENSI YANG BAIK

ARANG BATOK KELAPA MEMILIKI POTENSI YANG BAIK

Batok atau tempurung kelapa kerap kali dibuang begitu saja di pasar-pasar tradisional. Padahal, batok kelapa mampu sebagai bahan baku mentah untuk diolah menjadi arang. Produk arang batok kelapa sebagai bahan baku setengah menjadi itu pun mampu diolah lagi menjadi product arang yang inovatif.

Produk batu arang tempurung kelapa (coconut shell briquette charcoal) mampu diproduksi cocok kebutuhan pasar dan menjadi product ekspor unggulan. Pengolahan tempurung kelapa menjadi arang dijalankan bersama langkah pembakaran. Setumpuk tempurung kelapa dimasukkan ke dalam drum. Kemudian, tempurung kelapa dibakar. Setelah itu, tempurung kelapa yang belum dibakar dimasukkan lagi setahap demi setahap ke dalam drum PT. Chalabi Grup Indonesia .

Hal itu terus menerus dijalankan sampai drum penuh bersama tempurung kelapa. Setelah penuh, drum ditutup dan seluruh batok kelapa di dalam drum mengalami sistem pembakaran. Lambat laun, tempurung kelapa akan menjadi arang. Setelah dipisahkan bersama sampah- sampah hasil pembakaran itu, arang tempurung kelapa akan menjadi bahan baku product arang inovatif yang akan diekspor ke pasar dunia.

Pembakaran tempurung kelapa itu dijalankan pekerja di PT General Carbon Industry (PT GCI) di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Sayangnya, kuantitas tempurung kelapa—sebagai bahan baku dasar—untuk dibakar menjadi arang itu tetap benar-benar terbatas.

Akibatnya, PT GCI kudu mendapat pasokan arang tempurung kelapa sebagai bahan baku dari pemasok yang berasal dari beragam daerah, layaknya Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. PT GCI memerlukan 300-400 ton arang tempurung per bulan sebagai bahan baku untuk mengolah arang tempurung yang inovatif bulk charcoal for sale .

Dari arang tempurung, PT GCI mengolah atau memprosesnya lebih lanjut menjadi product arang yang berorientasi ekspor. Arang tempurung dibentuk dan dicetak bersama mesin pencetak cocok kebutuhan pasar. Setelah dicetak, product arang itu pun tetap kudu dipanaskan dalam mesin pemanas. Volume mengolah arang tempurung PT GCI kala ini raih 300 ton per bulan.

Untuk product tertentu, product arang itu termasuk diberi bahan kimia. Fungsi bahan kimia itu cuma untuk mampu menyalakan api pada arang berikut tanpa kudu menggunakan bahan bakar, layaknya minyak tanah.

Untuk mengontrol kualitas arang tempurung, PT GCI termasuk punya beberapa alat kontrol. Sebelum product dikirim, arang tempurung yang diproduksi termasuk diuji cobalah untuk lihat kualitas, layaknya lama pembakaran pada arang.

Saat ini, arang tempurung kelapa yang diproduksi PT GCI udah menembus pasar dunia. Di Eropa, arang tempurung PT GCI menembus Perancis, Belgia, Belanda, Inggris, Austria, Italia, Jerman, Swedia, dan Denmark.

Di Asia, product arang PT GCI menembus pasar Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Bahkan, PT GCI termasuk menggarap pasar Timur Tengah (Timteng), layaknya Lebanon dan Suriah.

Potensi pasar

Potensi pasar ekspor product arang tempurung tetap besar. Di Eropa, arang tempurung diperlukan untuk memanggang daging (barbecue).

Di Timteng, arang tempurung lebih banyak digunakan untuk ”merokok” atau shisha. Sementara itu, di Asia, layaknya Jepang dan Korea Selatan, arang tempurung digunakan untuk kepentingan memasak di restoran.

Arang tempurung dinilai memang lebih mudah masuk ke pasar dunia, terlebih Eropa. Produk itu lebih mudah digunakan. Kualitas dinilai lebih baik daripada arang berbahan baku tanaman bakau.

Produk arang tempurung termasuk dinilai lebih ramah lingkungan karena tidak mengakibatkan kerusakan tanaman, layaknya tanaman bakau. Apalagi, isu pemanasan global yang benar-benar peka di Eropa.

Direktur Utama Avava Group, yang membawahi PT GCI, Tarman mengungkapkan, arang tempurung yang diproduksi PT GCI kebanyakan diubah nama product oleh pemesan. Namun, pihak PT senantiasa mensyaratkan pada kemasan senantiasa dicantumkan ”buatan Indonesia”.

Jika tidak mencantumkan ”buatan Indonesia”, pihak PT GCI membatalkan pemesanan. ”Label buatan Indonesia memang kudu dicantumkan. Itu kebanggaan. Produk arang mampu memasuki Eropa dan negara- negara lain,” kata Tarman. Saat ini, pihak PT GCI berencana memperluas mengolah mengingat pesanan kian banyak.

Tarman menjelaskan, industri pembuatan arang tempurung yang dijalankan PT GCI kala ini pada awalnya merupakan industri punya investor dari Korea Selatan th. 2004. Namun, industri itu merugi.

Tahun 2009, lanjut Tarman, pihaknya menyita alih dan meneruskan usaha arang tempurung kelapa. Pemasaran pun terus dilakukan. Dengan kesempatan pasar ekspor yang besar, itu berarti kebutuhan bahan baku batok kelapa pun akan jadi besar. Peluang itu pun semestinya mampu ditangkap oleh pelaku usaha kecil dan menengah untuk menggunakan batok kelapa.

Batok kelapa mampu dimanfaatkan untuk pembuatan arang. Arang dari batok kelapa pun mampu menjadi bahan baku bagi industri menengah untuk diolah lebih lanjut menjadi product arang berorientasi ekspor.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *